Rabu, 15 Mei 2013

4 Cara Penetapan Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat hanya dapat dilakukan beberapa orang saja, banyak sekali factor fakoryang dapat membuat gaya hidup tidak sehat salah satunya adalah bekerja. Bekerja dari pagi sampai sore setiap harinya membuat hidup menjadi tidak sehat, terlebih lagi bagi pekerja kantor. Sarapan pada pagi haripun tidak semua orang melakukannya, mengingat pekerjaan kantor yang sangat menumpuk membuat orang lupa untuk sarapan pada pagi hari, padahal ini sangat penting untuk kesehatan. 

Inilah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam gaya hidup sehat :
  • Hindari mengkonsumsi makanan yang terlalu banyak lemak dan kolesterol, biasanya karena tidak sempat makan dirumah sehingga memilih makan pada saat jam istirahat kerja. Tanpa melihat lihat makanan yang dikonsumsi orang cenderung tidak perduli, padahal kandungan kolesterol dan lemak dalam tubuh tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan karena akan membahayan bagi tubuh dan terjadi berbagai penyait seperti jantung, kolesterol tinggi dan sebagainya .
  • Jangan makan dipinggiran jalan, makan dipinggiran jalan adalah hal yang menyenangan bagi sebagian orang terutama bagi remaja. Remaja cenderung mengkonsumsi makanan yang dijual dipinggir jalan tanpa memperdulikan makanan apa yang dimakan dan higenis atau tidak makanan tersebut.
  • Perbanyak mengkonsumi air putih, seluruh organ dalam tubuh kita sebagian terbuat dalam tubuh kitam kandungan yang terbanyak dalam tubuh kita juga air sehingga air sangat bagus untuk dikonsumsi. Mengkonsumsi air putih setelah bangun tidur diyakini dapat membuat tubuh semakin sehat dan sangat baik utuk gaya hidup sehat anda.
  • Perbanyak olahraga, olahraga sangat sulit dilakukan bagi orang yang bekerja sangat sibuk, padahal olahraga adalah hal yang paling penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Dengan olahraga tubuh kita akan bergerak dan terjadi peregangan sehingga membuat organ organ tubuh dapat bekerja sesuai dengan fungsinya masing masing.
Hal hal diatas harus sangat diperhatikan bagi setiap orang agar terhindar dari berbagai penyakit biasa maupun penyakit yang berbahaya sekalipun. Oleh karena itu jalankanlah hal hal tersebut bersama orang orang yang anda cintai agar anda lebih mudah melakukan gaya hidup sehat tersebut.

Gaya Hidup Remaja Masa Kini

Gaya hidup merupaan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya. Yah, tergantung pada bagaimana orang tersebut ngejalaninnya.

Dewasa ini, gaya hidup sering disalahgunakan oleh sebagian besar remaja. Apalagi para remaja yang berada dalam kota Metropolitan. Mereka cenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode masa kini. Tentu saja, mode yang mereka tiru adalah mode dari orang barat. Jika mereka dapat memfilter dengan baik dan tepat, maka pengaruhnya juga akan positif. Namun sebaliknya, jika tidak pintar dalam memflter mode dari orang barat tersebut, maka akan berpengaruh negatif bagi mereka sendiri.
Salah satu contoh gaya hidup para remaja yang mengikuti mode orang barat dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah " Berpakaian ". Masalah berpakaian para remaja masa kini selalu dikaitkan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena, sebagian remaja Indonesia khususnya, dalam berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan yang lebih menyedihkan, di stasiun-stasiun tv banyak ditampilkan contoh gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang mengikuti mode orang barat. Otomatis bukan hanya remaja Metropolitan saja yang mengikuti mode tersebut, tetapi juga orang-orang yang berada dalam perkampungan atau pedalaman. Sebagian besar remaja Indonesia belum dapat memfilter budaya tersebut dengan baik. So, pengaruh negatiflah yang timbul dari dalam diri remaja itu sendiri.
Kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang barat kebanyakan menyimpang dari moral. Sedangkan kita sadar bahwa Indonesia terkenal dengan kesopanannya dan budi luhurnya. Namun, sebagian remaja Indonesia kemudian meniru atau mengikuti mode orang barat tanpa memfilternya secara baik dan tepat. Dan mungkin itu akan berakibat buruk bagi generasi penerus kita nanti.

Contoh berikutnya, gaya hidup sebagian remaja yang mengikuti budaya orang barat adalah mengkonsumsi minum - minuman keras, narkoba, dan barang haram sejenislainnya. Mereka beranggapan bahwa jika tidak mengkonsumsi barang-barang tersebut, maka ia akan dinilai sebagai masyarakat yang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Ini adalah pengertian yang sangat salah. Di era modern ini, memang para remaja dituntut untuk berhati - hati dalam segala hal. Baik dalam pergaulan, maupun penerapan kehidupan. Padahal jika kita teliti, minum - minuman keras dan narkoba dapat merusak kesehatan dan mental orang yang mengkonsumsinya. Tetapi mereka tidak begitu paham dengan istilah itu. Mengapa?? Lagi-lagi karena pengaruh perkembangan zaman dan teknologi melalui tangan orang barat. Minum - minuman keras dan narkoba adalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh gaya hidup orang barat yang sangat berbahaya dan sangat berpengaruh bagi maju mundurnya suatu bangsa. Dan yang lebih anehnya, budaya tersebut telah diikuti oleh sebagian remaja Indonesia.
Untuk itu, di zaman yang serba modern ini orang tua yang mempunyai anak remaja harus memantau pergaulan, teman-teman, dan gaya hidup yang mereka terapkan. Dan untuk para remaja harus berhati -hati dalam menerima budaya dari luar dan harus bisa memfilter budaya dari luar secara baik dan tepat.

Penulis : Siti Nurhasanah - Peserta Content Contest 2009

Arisan Sosialita


Kamus Gaul Arisan Sosialita

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap kelompok pasti memiliki bahasanya masing-masing, tak terkecuali arisan sosialita. Mengutip buku Kocok! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites yang ditulis Nadia Mulya dan Joy Roesma, arisan juga punya terminologinya sendiri.

1. Anggota arisan
Beberapa istilah yang lazim digunakan untuk menyebut anggota yang tergabung dalam satu kelompok arisan adalah anggota, peserta, personil, member, arisan ladies. Jumlah anggota arisan sangat fleksibel, tetapi pada dasarnya mengantut asas "the more the merrier" yang artinya semakin banyak semakin seru.

2. Bandar
Bandar arisan bisa dibilang ketua sekaligus bendahara. Dia haruslah seorang yang paling rajin, pintar mengatur waktu, sabar menghadapi anggotanya yang 'sibuk' untuk mencocokkan jadwal berkumpul, dan 'bermuka tebal' untuk menagih uang arisan.

3. Periode arisan
Umumnya jangka waktu arisan adalah satu tahun. Jumlah anggota disesuaikan dengan pengambilan nomor agar genap satu tahun atau mendekati. Jika ada 36 anggota, maka sekali narik maka tiga orang yang dapat.

Bagaimana kalau jumlah peserta arisan ganjil? Jika ini terjadi, maka beberapa anggota akan diminta mengambil dua nomor. Misalnya, jika anggotanya 27 orang, maka arisan bisa dijadikan 14 bulan asalkan ada satu orang yang mengambil dua nomor. Tentunya dia harus membayar dua kali dan narik dua kali juga.

4. Uang arisan
Uang arisan ini jumlahnya disesuaikan dengan kesepakatan para peserta arisan. Bisa mulai Rp 100 ribu sampai ribuan dollar. Intinya, semakin besar uang kocokan, maka semakin spektakuler arisan itu.

5. Penalti
Penalti atau denda diberikan sesuai kesepakatan anggota. Misalnya, bandar menetapkan denda Rp 50 ribu sehari bagi siapa saja yang telat menyetor uang arisan.

6. Piauw
Ini adalah pengembangan metode kocokan arisan yang teknisnya seperti pelelangan. Piauw berarti jumlah uang yang dipasang (lazimnya minimal 10 persen dari uang arisan) oleh mereka yang ingin menang saat itu juga. (Baca juga: Piauw, Istilah Tender di Arisan Sosialita)

Piauw dibagi dua, piauw tambah atau piauw kurang. Dalam piauw tambah, siapa saja yang bisa memasang harga tinggi akan mendapat uang arisan saat itu juga. Tapi ada konsekuensinya, uang setoran arisan setiap bulan harus ditambah dengan nilai uang yang dipasang tadi.

Sementara pada piauw kurang, peserta arisan tidak perlu memasang harga, melainkan bersedia uang penarikan arisannya dikurangi. Kurangnya jumlah uang yang diterima harus dibayar lagi dengan membayar setoran arisan dalam jumlah tetap, sementara setoran anggota lainnya berkurang.

7. Putaran
Putaran adalah jangka waktu yang dibutuhkan hingga semua peserta mendapatkan uang arisan. Jika cocok, maka bisa dilanjutkan ke putaran berikutnya. Umumnya putaran arisan diberi jeda beberapa bulan agar sang bandar beristirahat sejenak.

8. Uang kas
Selain mengumpulkan dana, kegiatan arisan juga memiliki uang kas. Uang kas ini digunakan untuk kebutuhan kelompok, misalnya membayar makanan, membuat seragam arisan, dan lainnya.

Arisan Brondong Kaum Sosialita

fhc

Fenomena arisan brondong di kalangan sosialita
Arisan brondong bagi kaum urban Ibu Kota bisa dibilang merupakan hal yang wajar. Inilah fenomena yang kerap dialami perempuan-perempuan kaya, para kaum sosialita. Dari fenomena, akhirnya berubah menjadi tren.
Tren tersebut menunjukkan, bahwa ternyata gaya hidup glamour cenderung mengarah ke penyimpangan. Menariknya, seperti yang dikutip dari Okezone News dan Koran Bogor, tren ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar di Indonesia saja, tetapi telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air, tidak ketinggalan Aceh, sejak tahun 2000-an.
Padahal, kegiatan arisan hadir di masyarakat umumnya untuk mengumpulkan uang, reuni, kumpul keluarga, ajang unjuk harta, atau sebagai penentu status sosial. Tetapi di balik itu, pada hakekatnya arisan adalah ajang untuk bersilahturahmi antar sesama anggotanya, mulai dari keluarga, teman kerja, tetangga, dan lain sebagainya. Arisan juga sebagai ajang membantu sesama anggota arisan. Jika sebuah arisan sudah berbelok arah menjadi ajang memperebutkan brondong, tentu sangat mengejutkan, bukan?
Entah apa yang menjadi latarbelakang terbentuknya arisan brondong tersebut. Namun menurut banyak pendapat, seperti yang dirangkum dari berbagai sumber, bisa karena bentuk tubuh yang mulai tidak ‘indah’ lagi, sehingga membutuhkan pria-pria yang bisa menumbuhkan kembali kepercayaan dirinya. Atau, karena perempuan-perempuan kaya tersebut masih membutuhkan ‘kehangatan’ tambahan, selain dari pasangan resminya.
Sementara itu, pria-pria yang sering diperebutkan di dalam arisan, usianya rata-rata 20-30 tahun. Bahkan, ada juga yang masih duduk di bangku SMA. Yang bisa dipastikan, pria-pria tersebut adalah orang-orang yang akrab dengan kehidupan atau para kaum sosialita, alias bukan ‘anak’ baru yang khusus dipesan dari germo.
Faktanya, arisan ini hanya dilakukan untuk mencari kesenangan dan menjadi hiburan semata. Meski dalam perjalanannya, para brondong kerap melayani dan menerima imbalan dari pemenang arisan.
Anda berminat mencoba arisan yang satu ini?
(triq@oktomagazine.com)

Shooping Mall

Pembangunan mal terus meningkat dengan tajam setiap tahun dan menggeser banyak tempat rekreasi lainnya. Penyebabnya adalah konsep mal yang berubah dari hanya sekedar tempat untuk berdagang menjadi sarana rekreasi dan hiburan, bahkan diberi label sebagai suatu "fenomena kebudayaan".

Remaja didapati menjadi pengunjung mal terbesar dibandingkan dengan kelompok usia lain karena remaja memiliki waktu luang lebih banyak. Bagi remaja, Shopping Mall menjadi sarana rekreasi dimana mereka dapat memenuhi kebutuhan dengan bersosialisasi dengan teman, menikati fasilitas hiburan, atau hanya melihat-lihat pemandangan dalam Shopping Mall tersebut. Walaupun Shopping Mall memberikan banyak pengaruh positif terhadap remaja, namun seringkali terdapat pandangan negatif bahwa remaja yang sering berkunjung ke mal adalah remaja yang kurang peduli sosial, hanya mempedulikan penampilan fisik, dan konsumtif.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pandangan tersebut secara ilmiah dengan mencari gambaran gaya hidup remaja yang sering berkunjung ke Shopping Mall. Gaya hidup ini akan mencakup bagaimana remaja menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (minat), dan pendapat mereka mengenai diri sendiri dan dunia sekitarnya (opini). Remaja yang akan menjadi subyek penelitian ini adalah remaja yang memiliki keterlibatan tinggi terhadap Shopping Mall, dalam pengertian mereka menganggap Shopping Mall sebagai sesuatu yang sangat penting, signifikan, dan relevan dengan mereka.

Penelitian ini berbentuk studi eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Data diambil dari dua Shopping Mall terbesar di Jakarta, dan dari 200 responden, 155 orang subyek didapati memiliki keterlibatan tinggi terhadap mal. Kuesioner gaya hidup diolah dengan menggunakan metode cluster analysis.
Dari hasil penelitian ini, didapati tiga tipe gaya hidup, yakni "Self-Centered", "Super-Active", dan "Passive", dengan subyek terbanyak berada pada tipe gaya hidup "Super-Active" (63,2%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar remaja yang memiliki keterlibatan tinggi terhadap mal juga memiliki kepedulian tinggi terhadap dunia sekitarnya dan memiliki keinginan untuk berprestasi. Oleh karena itu, para praktisi pemasaran Shopping Mall yang target konsumennya adalah remaja harus menyediakan sarana dan fasilitas yang bersifat mendidik dan merangsang kreativitas agar mal tidak hanya berfungsi sebagai sarana rekreasi dan hiburan, namun juga menjadi sarana pendidikan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).

Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :
a.Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b.Pengalaman dan pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c.Kepribadian. Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d.Konsep diri. Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
 
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a. Kelompok referensi. Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.

Bentuk-bentuk Gaya Hidup

Menurut Chaney (dalam Idi Subandy,1997) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :
a. Industri Gaya Hidup
Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru mengalami estetisisasi, “estetisisasi kehidupan sehari-hari” dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru mengalami estetisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka kamu ada!” adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.
b. Iklan Gaya Hidup
Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para politisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.
c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup
Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran “aksesori fashion”. Wajah generasi baru yang dikenal sebagai anak-anak E-Generation, menjadi seperti sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti (celebrity-inspired identity)-cara mereka berselancar di dunia maya (Internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan momen demi momen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.
d. Gaya Hidup Mandiri
Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.
e. Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata sampai dengan gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.